Minggu, 02 Februari 2014

SYAIKH IDAHRAM TUKANG DUSTA?
Firanda dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah, Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram” secara bertubi-tubi telah menuduh Syaikh Idahram[1] tidak punya rasa malu, tukang berdusta, sering mengigau, suka dongeng, Syiah dan lain sebagainya dari caci maki dan sumpah-serapahnya. 
Dalam bukunya itu dia mengatakan di antaranya:
“Penulis buku tersebut menamakan dirinya seorang syaikh, tetapi setelah penulis meneliti isi bukunya ternyata ia hanyalah seorang Syaikh Pendongeng!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. xvii)
Ketiga, kedustaan yang banyak dilakukan Idahram, hal ini merupakan kebiasaan kaum Syi’ah yang gemar berdusta…” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. xix)
Firanha semakin mempertegas tuduhannya, dia menulis judul besar dalam bukunya itu begini:
“SEJARAH DUSTA VERSI IDAHRAM, KOLEKSI KEDUSTAAN IDAHRAM” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 245)
“DONGENG IDAHRAM. Buku Idahram yang berjudul Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama, ternyata berisi terlalu banyak kedustaan dan manipulasi…” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 248)
“Sungguh ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan… Idahram benar-benar pendusta… Sungguh menyedihkan, buku yang isinya kedustaan ini diberi kata pengantar oleh tokoh sekelas Arifin Ilham dan Dr. Said Aqil Siradj!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 301)
“EMPAT KEDUSTAAN LAIN OLEH IDAHRAM TERHADAP KITAB UNWAN AL-MAJD” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 310)
“Hal ini jelas-jelas kedustaan… Entah dari mana Idahram mengambil dongeng ini!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 321)
“TIGA KEDUSTAAN IDAHRAM (ATAS BUKU TARIKH NAJD)” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 322)
“Ini sungguh merupakan perkara yang sangat memalukan dari Idahram, kedustaan yang bertubi-tubi. Semua itu ia lakukan hanya karena ingin menipu… (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 324)
“…Sungguh sangat memalukan dan menunjukkan buruknya perangai Idahram yang tukang berdusta. Tidak malu berdusta tiga kali berturut-turut dalam satu tempat!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 328) 
“Setelah itu, untuk memantapkan kedustaannya ia menyandarkan semua informasi ini kepada kitab Unwan al-Majd. Ini jelas merupakan kedustaan besar. Idahram selalu berdusta untuk menggambarkan kekejian kaum Wahabi.” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 328)
“Namun setelah saya mengecek langsung kitab Unwan al-Majd, maka seperti biasa ternyata Idahram sedang melaksanakan aksinya ‘berdusta dan bertipu muslihat’…” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 330)
“Maka ini merupakan kedustaan yang nyata dan dongeng yang dibuat oleh Idahram. Sama sekali nukilan ini tidak ada dan tidak ada kaitannya dengan peristiwa tahun 1221 H. Dan sangat tampak kedustaan dari dongeng kreasi Idahram… Sungguh memalukan Idahram ini, suka berdongeng tapi dongengnya tidak masuk akal. Idahram berdusta, tapi alhamdulillah ia tidak pandai berdusta!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 332)
“Demikianlah para Pembaca budiman, sekian banyak kedustaan Idahram yang sempat saya cek dan teliti, dan tentunya masih banyak kedustaan-kedustaan yang ia lancarkan. Tetapi apa yang saya sebutkan di atas sudah cukup untuk menjelaskan hakikat Idahram sang pendongeng anti Wahabi!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 333)
Begitulah kurang lebih di antara tuduhan dan caci-maki dari salah seorang Ustad Salafi Wahabi yang bernama Firanda Andirja Abidin. Mungkin buku itu dapat memuaskan nafsu dan keinginan kaum Salafi Wahabi dalam mempermalukan dan menginjak-injak orang yang mengkritisinya. Seakan-akan apa yang dituduhkan oleh Firanda dalam bukunya itu benar!
Begitu pula, barangkali puas rasanya hati Firanda memuntahkan semua tuduhan dan caci-makinya kepada penulis yang bernama pena Syaikh Idahram!
Sehingga, karena saking busuk dan jahatnya Syaikh Idahram dalam pandangan mereka, ada di antara pengikutnya yang sengaja memprovokasi umat Islam dengan pertanyaan provokatif yaitu, bolehkah darah Syaikh Idahram ditumpahkan? (baca: bolehkah dibunuh!) Dan uniknya, pertanyaan itu selalu dipajang dan dipertahankan berbulan-bulan di websitenya Firanda[2] tanpa dihapus, yang menandakan pola pikirnya sama. Bentuk surat elektronik dari orang yang bernama Abu Saif (Bapak Pedang) itu seperti di bawah ini: 
 Begitu juga dengan seorang pengguna jejaring sosial Facebook bernama “Asyari Ari” ketika mengomentari tentang Syaikh Idahram, dia berkata, “(Syaikh Idahram) halal darahnya…”[3] sebagaimana scan komentar pacebooknya di bawah ini:
Lalu pembaca budiman, pertanyaannya, apakah betul Syaikh Idahram sebejat itu sebagaimana tuduhan Firanda dan lainnya sebagai tukang dusta?! Mari kita lihat jawabannya pada isi postingan berikutnya...


[1] Syaikh Idahram adalah nama pena penulis, sebagaimana telah dijelaskan siapa sosok syaikh Idahram itu pada bagian akhir buku ke-3 penulis yang berjudul “Ulama Sejagad Menggugat salafi Wahabi” terbitan Pustaka Pesantren, Yogyakarta.  
[2] Surat elektronik di website Firanda tersebut ada dari tanggal 11 Nopember 2013. Terakhir dilihat oleh penulis tanggal 3 Pebruari 2013, artinya pemajangan pertanyaan provokatif itu sudah berjalan 3 bulan dan memang sengaja dipertahankan. Silahkan lihat di alamat: http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/344-membongkar-koleksi-dusta-syaikh
[3] https://www.facebook.com/arifmuzakir.manan/posts/516394555116705

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Firanda sangat semangat (kalap) bilang 'dusta dusta dan dusta'. Tapi yang dusta sebenarnya siapa, Firanda atau Syaikh Idahram?

    BalasHapus
  3. Idarham...knp nga di terima aja ajakan firanda untuk dialog terbuka

    BalasHapus
  4. ditantang debat sama ust firanda kok gak berani? buktikan dong klo ustad idahram benar? jangan cuma ngeracuni fikiran mereka yg awam

    BalasHapus
  5. Ngajak debat atau pamer dusta? tabakan saya paling ingin pamer kepiawaiannya dalam berdusta. buktinya dah jelas didepan mata. jaman kanjeng rasul dulu juga ada orang yg piawai berdusta dan mengaku nabi, sampai dia dpt gelar al kadzab. sekarang ternya ada orang yg juga piawai dalam berdusta tapi ini orang indonesia. jadi kalau mau dikasih gelar nestinya juga gelar dg bahasa indonedia, misalnya FIRANDA SANG PENDUSTA

    BalasHapus

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget